1.
Doa
adalah ibarat kita melakukan hubungan telepon/HP dengan Tuhan. Saat telepon
kita angkat (doa kita dijawab) itulah saatnya kita bersyukur dan memuji Dia dan
dalam kesempatan tersebutlah kita menyampaikan dan meminta apa yang menjadi
keinginan kita.
2.
Berdoalah
dengan tekun dan teratur, jamgan terlalu terikat dengan waktu, apa lagi saat
kita berdoa pribadi; alunkanlah doa dan permintaan dalam waktu yang cukup tapi
tidak bertele-tele. Membatasi diri dengan waktu yang sangat sedikit untuk
berdoa kepada Tuhan dengan hanya beberapa menit saja itu ibarat ”miss call”
saat kita menelpon dalam kehidupan sehari-hari. Kita pasti sangat rugi ketika
Tuhan sudah mengangkat telepon kita (mulai mendengar doa kita), tapi tiba-tiba kita
putuskan doa itu, kita juga yang rugi karena apa yang seharusnya kita minta
tidak tersampaikan secara sempurna. Menelpon Tuhan (berdoa pada Tuhan)
janganlah membatas-batasi diri dengan waktu; seumpama kita menelpon yang
senantiasa berhitung dengan pulsa. Berhubungan dengan Tuhan tidak perlu pulsa
(biaya), cukup dengan ketekunan dibarengin dengan kata-kata dan ucapan syukyr.
Karena itu jangan suka ”miss call”.
3.
Dalam
berdoa; angaplah kita ”caper” (cari perhatian) dari Tuhan . Tentu supaya kita
jadi bahan perhatian Tuhan Kita, kita harus hidup berkenaan dihadapannya;
karenanya berdoalah dalam kepasrahan dan hati yang bersih serta penuh ucapan
syukur, percayalah doamu dan dirimu akan menjadi bagian dari orang-orang yang
diperhatikan Tuhan (jadi biji mata-Nya). Peringatan yang disampaikan (Efesus 16:17-18) yang berkata “Dalam segala
doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu didalam Roh dan berjaga-jagalah
dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang
kudus”.